Sabtu, 08 Januari 2011

PENERAPAN AQIDAH DALAM PENDIDIKAN

PENERAPAN AQIDAH DALAM PENDIDIKAN
oleh : 
Asep Yuliana, 
Dayatulloh
Misbahudin
Kamaludin



Manusia dilahirkan dengan perasaan mampu melakukan segalanya. Sebelum kemudian dikacaukan oleh pesan-pesan ketidakmampuan yang datang dari lingkungannya. Perasaan mampu itu ditunjukan dengan keberanian melakukan sesuatu. Perhatikanlah tingkah laku bayi berusia 8-9 bulan keatas ketika ia baru mulai bisa duduk dan mencoba untuk menirukan orang-orang dewasa disekitarnya. Dia akan mengeksplorasi dunianya dengan penuh keberanian walaupun tubuhnya belum siap untuk itu. Karena dikepalanya ia belum memiliki konsep bahwa ia tidak mampu.
Ia akan terus bersemangat mencoba melakukan segala hal baru dengan antusias dan tekun. Semua dihadapi 100 % dengan penuh semangat, tawa, dan air mata. Suatu totalitas keikhlasan yang sempurna, ia kerahkan segala yang ia punya sampai kemudian jika ia kurang beruntung berangsur-angsur mulai masuk pesan-pesan ketidakmampuan dari lingkungan yang dipenuhi oleh kata-kata “jangan”, “tidak boleh” atau “ tidak bisa “. Sang bayi ikhlas itupun mulai meragukan potensi dirinya.
Dari cerita dan kisah diatas kita bisa menyimpulkan  bahwa penerapan pada setiap orang, baik dengan penerapan positif maupun negative, itu bisa mempengaruhi perilaku dan kehidupan manusia yang awalnya kita semua manusia dilahirkan dengan sempurna. Penerapan itu adalah sesuatu yang dapat merubah tingkah laku manusia baik buruknya. Karena pada hakikatnya manusia didunia ini tidak ada yang jelek ataupun buruk karena yang membuat orang itu jelek atau buruk adalah penerapan sifat-sifat diluar fitrah manusia.
Taqwa/Aqidah = Pikiran + Perasaan
Unsur lain membuat do’a adalah perasaan. Pikiran adalah hasil dari perasaan kita. Merasa tidak enak badan akan menimbulkan pikiran untuk memberi obat atau pergi ke dokter. Do’anya adalah meminta kesembuhan.
Merasa sedih karena lama membujang menimbulkan pikiran untuk mencari pasangan hidup. Do’anya adalah meminta jodoh. Perasaan malu karena masih menumpang dirumah mertua mendorong timbulnya pikiran untuk membeli rumah sendiri. Do’anya, meminta kemampuan membeli rumah sendiri.
Dalam bahasa inggris, pikiran dan perasaan ini disebut Consciousness (kesadaran), sementara bahasa arab menyebutnya sebagai taqwa/Aqidah. Dengan kata lain, ketaqwaan/aqidah kita adalah apa yang kita pikirkan dan kita rasakan. Dengan kata lain lagi, do’a yang kita panjatkan setiap saat itulah bentuk ketaqwaan/keakidahan kita.
Jadi, kualitas ketaqwaan/keaqidahan kita tergantung pada apa yang kita pikir dan rasakan. Tingkat ketaqwaan/keaqidahan kita yang tinggi terjadi apabila hati kita bersih. Karena hati yang bersih menimbulkan perasaan yang baik, dan perasaan yang baik akan membuat pikiran menjadi positif. Jenis kataqwaa/keaqidahan seperti inilah yang membuat kita lebih dekat “Prekuensi” Allah SWT, sehingga untuk mewujudkan apa yang kita inginkan, kita tinggal memutar sedikit saja “Tombol Tuning” kita.
<!
Batasan tentang pendidikan
Batasan tentang pendidikan yang dibuat oleh para ahli beraneka ragam dan kandungannya berbeda yang satu dari yang lain. Perbedaan tersebut mungkin karena orientasinya, konsep dasar yang digunakan, aspek yang menjadi tekanan, atau karena palsafah yang melandasinya.
<!--[if !supportLists]-->a.       <!--[endif]-->Pendidikan sebagai proses pembentukan pribadi
Sebagai proses pembentukan pribadi, pendidikan diartikan sebagai suatu kegiatan yang sistematis dan sistemik terarah kepada terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi melalui 2 sasaran yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang sudah dewasa dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usahanya sendiri.

>Pendidikan sebagai proses penyiapan warga Negara
Pendidikan sebagai proses penyiapan warga Negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga Negara yang baik.
>Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja
Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja pada calon luaran. Ini menjadi misi penting dari pendidikan karena bekerja menjadi kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia.

<!->Pengertian pendidikan menurut para ahli
Pendidikan berasal dari kata pedagogia (Yunani) yang terdiri dari kata paedos (Anak) dan Agoge (Saya Membimbing) yang menunjuk kepada seorang pelayan pada zaman yunani kuno yang pekerjaannya mengantar dan menjemput anak ked an dari sekolah.
Dalam pengertian yang sederhana dan umum, pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan.
Kalangan para ahli berpendapat tentang hakikat pendidikan dan batasan pengertiannya dan kesemuanya itu sejalan dengan isi hati mereka, menurut arah pandang, pemahaman terhadap hakikat kehidupan dan tujuan hidup itu.
Pendapat para ahli itu diantaranya :
<!--[if !supportLists]-->a.       <!--[endif]-->Plato (Filosof yunani yang hidup dari tahun 429 SM-346 SM) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah membantu perkembangan masing-masing dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan tercapainya kesempurnaan”.
<!--[if !supportLists]-->b.      <!--[endif]-->Aristoteles (Filosof terbesar yunani, guru iskandar makedoni, yang dilakirkan pada tahun 384 SM – 322 SM) mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah menyiapkan akal untuk pengajaran”.
<!--[if !supportLists]-->c.       <!--[endif]-->Ibnu Muqaffa (salah seorang tokoh bangsa arab yang hidup tahun 106 H – 143 H, Pengarang kitab Kalilah dan damimah) mengetakan bahwa : “pendidikan itu ialah yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indra kita seperti makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi yeng merupakan satuan akal dan rohani”.

<!--[if !supportLists]-->d.      <!--[endif]-->Ki hajar Dewantara (Bapak pendidikan nasional Indonesia, 1889 – 1959) merumuskan pengertian pendidikan sebagai berikut : “Pendidikan umumnya berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (Karakter, kekuatan batin ), pikiran (Intellect) dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya”.

Dewasa ini perkembangan teknologi begitu maju sangat pesat tanpa bisa kita hindari. Arus informasi begitu cepat masuk kedalam semua ruang lingkup aspek kehidupan termasuk ruang lingkup pendidikan. Semua akses informasi bisa kita dapatkan dengan mudah dan jelas baik itu yang negatif maupun yang positif  disinilah perlunya filter atau saringan bagi setiap individu.

Perkembangan kejiwaan setiap individu harus disertai penanaman ahlak dan aqidah, karena ini sebagai dasar dalam perkembangan kejiwaan seseorang selanjutnya. Sekolah sebagai sarana pendidikan formal hanya bisa memberikan pelajaran Agama dengan waktu yang sangat terbatas, padahal pendidikan agama sangatlah penting demi keberlangsungan hidup tiap individu. Kita bisa menyaksikan langsung perkembangan teknologi yang begitu pesat merambah ke tiap-tiap pelosok seperti Hand Phone (HP), Intenet, Laptop dan sebagainya. Banyak penyalah gunaan keguaan dari alat-alat teknologi tersebut kearah yang yang bisa menjerumuskan penggunanya kearah yang negatif.

Kita bisa melihat paradigma yang terjadi di masyarakat khususnya pada peserta didik, mereka menggunakan HP bukan hanya alat untuk komunikasi saja akan tetapi  mereka bisa mempernggunakan HP sebagai alat untuk menyaksikan film-film porno, Facebook juga sebagai aplikasi yang terdapat pada HP yang bisa menyita watu sehingga pelajar lupa akan belajar, Internet selain memiliki manfaat yang fostif juga memiliki nilai yang negatif, kita ambil contoh bila seorang pelajar masuk warnet bukan hanya mencari sumber untuk belajar atau juga melengkapi tugas-tugas dari sekolahnya, bisa-bisa pelajar malah mendonload film porno, gambar-gambar fullgar maen game dan lain sebagainya. 


Aqidah yang diharapkan dan diprlukan bagi setiap pelajar tanpa terkecuali, adalah aqidah yang menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan, keimanan dan ketaqwaan yang dimaksud asdalah suatu norma-norma agama yang melekat di hati pelajar itu sendiri, tidak mudah menerapakan aqidah dalam hati. Ketika suatu aqidah sudah melekat dalam hati dan jiwa pelajar maka bisa disimpulkan pelajar itu tidak akan mudah terpengaruh oleh lingkungan yang negatif.

                                                               
Kita dapat melihat dari bagan di atas, kami menyimpulkan bahwa iman itu terbagi dua karena tidak sedikit orang mengetahui hukukm-hukum agama tapi realisasinya tidak ada, hal yang seperti itu kami masukan kedalam iman yang hanya dari akal saja. Sedangkan orang yang mengetahui tentang hukum-hukum agama dan realisasinyapun ada, hal yang seperti itu kami masukan kedalam iman yang  dari hati.

Memang tidak bisa sepenuhnya kita tumpahkan atau kita tanggungkan kepada pihak lembaga atau sekolah tentang aqidah para peserta didiknya untuk bisa merubah prilaku tiap individu, akan tetapi kami mengangkat tema penerapan aqidah dalam pendidikan tidak semata-mata pelepasan tanggung jawab dari pihak orang tua peserta didik tersebut, melainkan dengan dasar tujuan pendidikan yayasan YASRI yang dimana salah satu tujuanya adalah para pelajar memilki iman. 

Hubungan Kelulusan UN dengan Kewarganegaraan

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Sekolah adalah suatu tempat atau wadah untuk mencari ilmu-ilmu pengetahuan, pendidikan dan pelatihan, dimana didalamnya terdapat beberapa aspek seperti sarana dan prasarana serta objek, dan tentunya aspek tersebut sangat mempengaruhi terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah dan kualitasnya. Di suatu sekolah (SMA) terdiri dari 3 tahapan, yaitu tahap 1,2 dan 3 katakanlah kelas 1,2 dan kelas 3, siswa dikatakan lulus apabila sudah mengalami proses belajar dari kelas 1 sampai kelas 3, dan yang paling penting saat ini siswa wajib mengikuti Ujian Nasional (UN) sebagai syarat lulus.
Pada tahun pelajaran 2009/2010 Ujian Nasional dilaksanakan meski ada banyak sekali warga masyarakat yang menolak dengan diadakannya Ujian Nasional (UN) tersebut. Pada tahun ini tingkat kelulusan SMA menurun 30 % dari tahun sebelumnya , tentunya ada beberapa hal yang mempengaruhi tingkat kelulusan tersebut, mungkin siswanya tidak terampil belajar, mungkin saja siswa leha-leha dalam mengerjakan soal-soal Ujian, atau mungkin nilai kelulusannya terlalu tinggi. Ada banyak sekali kemungkinannya dalam hal tersebut, yang lebih mencolok dan terlihat dalam kacamata saya yaitu disebabkan karena siswa-siswa yang mengikuti Ujian Nasional (UN) tidak terampil dalam mengisi soal-soal ujian, dan mengharapkan ada bantuan dari pihak sekolahnya sendiri sehingga siswanya malas untuk belajar, bahkan disuatu daerah (tidak disebutkan daerahnya) tingkat kelulusannya sangat rendah sekali hanya 1 orang saja yang lulus dari sekian banyak siswa yang mengikuti Ujian Nasional (UN) sehingga mengakibatkan para siswa yang tidak lulus itu mengamuk dengan meluapkan amarahnya dengan merusak beberapa pasilitas sekolah dengan anarkis. Kejadian tersebut sudah membuktikan bahwa para siswa tersebut tidak/kurangnya jiwa menerima kenyataan serta yang paling pentingga yaitu kurangnya iman serta moral yang tertanam.

B.      Permasalahan
Dari latar belakang diatas dapat diambiil beberapa permasalahan, yaitu :
1.       Kurang terampilnya siswa dalam mengisi/mengerjakan soal-soal Ujian Nasional (UN)
2.       Kurangnya persiapan dari para siswa dalam menghadapi Ujian Nasional (UN)
3.       Tidak ssesuainya program dinas pendidikan pusat dengan di lapangan.


A.      Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah sikap mental yang mencerminkan ketaatan dan kepatuhan kepada peraturan, perintah dan keputusan yang diakui masyarakat sebagai norma, baik yang ada dan dibuat serta diberlakukan bagi diri sendiri. Kurangnya persiapan siswa untuk menghadapi Ujian Nasional (UN), dengan adanya menetapkan waktu dan mendisiplinkan waktu untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi Ujian, itu akan lebih membantu dalam mengerjakan soal-soal ujian, begitu pula dari pihak sekolah (Kepala sekolah beserta staf pengajar) memberikan latiha tambahan yang rutin dan tepat sasaran,serta dukungan dari luar sekolah juga sangat mempengaruhi seperti Dukungan dari pihak orang tua, keluarga dan lingkungan sekitar. Dukungan ini sebetulnya lebih membantu dalam psikologi anak. Apabila suatu saat nanti tidak lulus dalam UN, maka anak tersebut bias menerima dengan lapang dada dan tidak putus asa, karena bukti dan nyatanya pada saat ini ada yang nyampe mau bunu diri dan kesurupan, bahkan yang lebih parahnya lagi sampai ada yang mau minm baigon segala, mitu karena siswa tersebut tidak lulus dalam UN.

B.      Undang-Undang Tentang Ujian Nasional (UN)
Sekitar tahun 1985 yang disebut dengan EBTANAS lalu Pada tahun 2000 EBTANAS diganti dengan UN.  pemerintah mengeluarkan rancangan UU Tentang UN di pegang penuh oleh pemerintah pusat, sebetulnya maksud dan tujuan pemerintah menginginkan bangsa Indonesia setara dengan Negara-negara lain dalam hal pendidikannya, sehingga dikeluarkanlah UU tersebut tanpa memikirkan akibat dari peraturan tersebut terhadap siswa dan masyarakat dilapangan, mengapa demikian?. Karena hanya pihak sekolah dan guru yang lebih tahu moral dan tingkat kecerdasan siswanya bukan pemerintah pusat, mana ada pemerintah pusat tahu akan situasi dan kendisi dilapangan yang hanya pemerintah tahu yaitu siswa-siswa harus lulus dengan batas nilai yang suda ditentukannya. Bahkan masyarakat pun pernah mengeluh dengan diadakannya UN di Indonesia yang meminta agar UN dihapuskan, karena dengan adanya UN siswa serta masyarakat dan juga pihak sekolah merasa bimbang dengan hasilnya. Meski demikian yang namanya UN tidak bias dihapuskan, itu sudah merupakan ketetapan UU yang tidak bias dirubah.
Ujian Nasional (UN) adalah ujian yang dilaksanakan oleh Negara/pemerintah untuk siswa/pelajar sebagai syarat selesainya suatu pendidikan. Akan tetapi pemerintah tidak melihat sejauh mana tingkat kemampuan siswa dalam memahami/menangkap materi-materi yang disampaikan oleh gurunya, sehingga soal-soal yang muncul di UN banyak yang tidak sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Yang menjadi pertanyaan besar bagi saya yaitu kurikulum dibuat ole sekolah akan tetapi pelaksanaan ujian dibuat oleh pemerintah, sedangkan kurikulum tiap sekolah itu berbeda-beda dan disesuaikan dengan tingkat kemampuan sekolahnya itu sendiri.

C.      Modal Untuk Mencapai Prestasi Gemilang
Impian tanpa ditemani perilaku positif hanya menghasilkan seorang pemimpin belaka. Impian hanya akan menjadi mimpi belaka dan tidak pernah menjadi kenyataan. Perilaku positif tanpa impian menghasilkan seseorang yang menyenangkan tetapi tidak bias maju. Ia akan berjalan ditempat karena tidak memiliki tujuan dan arah yang hendak dicapainya. Impian bersama-sama dengan perilaku positif menghasilkan sesseorang yang memiliki kekuatan dan kemungkinan yang tidak terbatas. Ia orang yang tidak pernah kehabisan energy untuk mengarahkan segala potensi dirinya untuk mencapai tujuannya.
Setiap orang dibekali tuhan dengan modal yang memungkinkannya berprestasi dan sukses dalam kehidupan. Setiap orang mampu bersikap, berfikir, dan bertindak untuk mewujudkan prestasi dan kesuksesan, sikap, berfikir, dan bertindak adalah modal utama yang harus dimiliki manusia untuk berprestasi dan sukses.
1.       Sikap
Pengertian sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain, objek atau isu-isu. Sikap merupakan respon seseorang terhadap stimulus social yang telah terkondisikan. Sikap seseorang terhadap suatu objek pada umumnya terwujud dalam dua bentuk, yaitu suka atau tidak suka, mendukung atau tidak mendukung, dan memihak atau tidak memihak. (Diambil dari pendapat petty dan cacioppo, Louis thurstone, dan la piere). Sikap menimbulkan opini yakni pernyataan sikap yang sangat spesifik atau sikap  dalam artian yang sempit. Opini sangat situasional dan dibentuk dari sikap yang sudah mantap.
2.       Berfikir
Sejak kecil kita sering diberi kebenaran mutlak yang membuat pikiran kita tertutup untuk hal-hal baru yang bertentangan. Contohnya adalah sejak kecil kita telah diajari bahwa panas itu buruk dan berbahaya. Otak kita terus dijejali dengan pengetahuan itu dan akhirnya kita memiliki kebenaran mutlak bahwa panas itu buruk dan berbahaya. Ketika kita diberikan sup yang baru mendidih, kita takut menyentuh dan mencicipinya akibat pengetahuan bahwa panas itu berbahaya, sup itu didinginkan terlebi dahulu, baru kemudian dimakan. Padahal sup jauh lebih nikmat apabila dimakan pada saat masi panas. Banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.
3.       Perilaku
Sikap positif dan cara berfikir terbuka harus diwujudkan dalam bentuk tindakan untuk menghadirkan kesuksesan sebagai suatu kenyataan. Sikap positif dan cara berfikir terbuka diyakini akan melahirkan tindakan yang baik. Tindakan yang baik mempengaruhi lebih dari sekedar berhasil dalam kehidupan, ia mampu mempengaruhi setiap aspek kehidupan, bahkan kesehatan.
Perilaku yang baik memungkinkan kita untuk berprestasi. Ia mampu member kita bahan bakar sehingga kita dapat melanjutkan perjalanan mewujudakan  tujuan dan berkembang menuju kukuatan kita yang sesungguhnya serta menebarkan beni yang member keuntungan pada orang lain. Atlit yang berprestasi adalah atlit yang baik, disiplin dalam melakukan, mau menggunakan hal-hal yang baru untuk menunjang –prestasinya, mau berbagi dengan siapa saja tentang keahliannya berolahraga, memiliki gaya hidup yang sehat, membatasi diri dalam bergaul malam dan minim minuman beralkohol. Pelajar yang berprestasi adalah pelajar yang baik, rajin, dan teku belajarmau berbagi dengan siswa lainya, membina hubungan yang baik dengan guru, taat pada aturan dan sebagainya.

D.      Berjuanglah Secara Terus Menerus
Hidup yang sesunggunya dalah kompetisi, setiap orang berusaha untuk menjadi yang terbaik. Dalam suasana nonkompetitif, prestasi lahir dari perjuangan, apalagi dalam suasana kompetitif, kita harus lebih berjuang lagi dalam/untuk brprestasi. Perjuangan adalah usaha yang penuh kesukaran dan bahaya dalam mewujudkan tujuan. Gunakan segala potensi dan kekuatan yang dimiliki untuk menghadapi berbagai kesukaran dan bahaya untuk brprestasi. Milikilah daya tahan agar perjuangan itu dapat berlangsung terus menerus untuk mencapai puncak prestasi. Jangan terlalu menghioraukan prestasi orang lain, yang penting tetap berkonsentrasi dan tetap terpusat pada tujuan.

E.       Jangan Takut Kalah atau Gagal
Sadarilah hasil perjuangan mengambil wujud dalam dua bentuk yaitu; kekalahan atau kemenangan, keberhasilan atau kegagalan. Cristian Gonzales (Persib) pemain sepak bola yang bertugas mencetak gol clubnya dalam pertandingan, tidak selalu berhasil mengubah peluang emas menjadi gol, bahkan kalau dihitung dengan statistic, mungkin lebi banyak gagalnya daripada berhasilnya. Yang membedakannya adalah kegagalan tidak pernah menghentikan mereka untuk selalu berjuang untuk mencetak gol , dan pada akhirnya berbuah manis. Berusahalah selalu jangan menyera, ataslah rasa takut kalah dan gagal, berikut adalah pedoman dalam menghadapi kekalahan atau kegagalan.
1.       Hargailah kekalahan dan kegagalan
2.       Kekalahan dan kegagalan bukan hukuman
3.       Kekalahan dan kegagalan dapat mengalihkan arah
4.       Jangan mencari kambing hitam kegagalan dan kekalahan
5.       Jadikan kegagalan sebagai pengalaman belajar
6.       Jangan menyerah
7.       Miliki rasa humor
Dari ketujuh aspek tersebut harus dimiliki oleh seorang pelajar, bahkan nonpelajarpun hdiwajibkan untuk memilikinya.
A.      Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya pelaksanaan UN harus ada keseimbangan dengan tngkat kecerdasan siswa, sebaliknya siswanya itu sendiri harus berjuang dengan penuh rasa tanggung jawab dengan keinginannya serta impiannya. Walau berat untuk mencapai lulus tetapi apa salanya perjuangan didahulukan semata untuk mencapai suatu tujuan tersebut. Sehingga dengan demikian pelaksanaan UN tidak akan menjadi momok yang menakutkan lagi bagi para siswa, guru (Pihak Sekolah), para orang tua siswa, serta masyarakat yang ikut mendukung dan peduli akan pendidikan.
B.      Saran
Dengan melihat dan menerawang kejadian-kejadian kebelakang nyatanya banyak siswa yang stress ketika pembukaan kelulusan, ada banyak yang tidak lulus, sehingga para siswa nekad dengan melakukan beberapa sikap. Dengan kejadian tersebut mudah-mudahan pemerintah pusat memperhatikan dan meninjau kembali tentang pelaksanaan Ujian Nasional (UN).







DAFTAR PUSTAKA

1.       Siahaan Parlindungan, S.Pd. 2004, Buku Materi Dan Soal-Soal Kewarganegaraan, Jakarta Penebit Mediatama.

Jumat, 07 Januari 2011

RPP ALAN


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Nama Sekolah             : SMA
Mata Pelajaran            : MATEMATIKA
Kelas/ Semester           : XII / I
Alokasi Waktu            : 2 X 45 Menit
Standar Kompetensi   : Menyelesaikan masalah program linear
Kompetensi Dasar       : Menyelesaikan sistem pertidaksamaan linear dua variabel
Indikator                     : 1. Mengenal system pertidaksamaan linear dua variabel dan                                                     penyelesaiannya.
: 2. Menentukan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua          variabel
A.  Tujuan Pembelajaran
·         Siswa bisa Mengenal system pertidaksamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya.
·         Siswa bisa Menentukan penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua variabel
B.  Materi Ajar
·         Program linear
C.  Metode
·         Model pembelajaran    : Model problem based learning (PBL)
·         Metode                        : Diskusi Kelompok
D.  Langkah- langkah Pembelajaran

      1.   Kegiatan Pendahuluan
·         Apersepsi, mengaitkan bahan pembelajaran yang kemarin dengan yang akan di pelajari sekarang
·         Menyampaikan tujuan pembelajaran.
    
 2.   Kegiatan Inti
§   Membuat 4-8 kelompok siswa yang heterogen terdiri dari 4 orang lebih kemudian berikan informasi pokok materi dan mekanisme kegiatannya.
§  Siswa menyiapkan meja kelompok, terdiri dari 4-8 kelompok dan untuk tiap meja ditempati 4 siswa atau lebih secara acak  sesuai dengan hasil kesepakatan kelompok.
§  Selanjutnya siswa diberikan soal-soal yang berbeda untuk setiap kelompok terdiri dari 3-5 soal yang telah disediakan pada tiap meja dan mengerjakannya untuk jangka waktu tertentu (misal 30 menit). Kelompok tidak bisa mengerjakan di bantu oleh guru sebagai tutor.
§  Kemudian tiap kelompok mempresentasikan hasil jawaban untuk tiap soal yang diberikan.
§  Setelah itu guru memberikan skor ketiap-tiap kelompok dan skor individual,berikan penghargaan kelompok dan individual.
3.   Kegiatan Penutup
·         Mengingatkan dan memotivasi siswa untuk mengerjakan soal latihan di rumah.
·         Mengingatkan siswa untuk membaca materi yang akan di bahas pada pertemuan berikutnya.

E.   Alat dan Sumber belajar
  • Buku Paket Matematika
  • LKS
  • Media Pembelajaran

F.   Penilaian
  • Jenis Tagihan               :  Tes
  • Bentuk Tagihan           :  Jawaban lisan dan unjuk kerja di depan kelas
  • Contoh Tagihan          :  Buku Evaluasi


Contoh Instrumen

Ø  Tentukan Penyelesaian Sistem Persamaan Linear berikut:
o   x + y ≥ 12, x + 2y ≥ 16,x ≥ 0,y ≥ 0.
v  2x + 3y ≥ 12,2x + 4y ≤ 16,x ≥ 0,y ≥ 0.
Ø  Kunci jawaban:

o   x + y ≥ 12                               

x
0
12
y
12
0


o   x + 2y ≥ 16

x
0
16
y
13
0






v  2x + 3y ≥ 12

x
0
6
y
4
0

v  4x + 2y ≥ 16

x
0
 4
y
2
0








                y


          12


           8            




                                                                                              x
           0                                         12              16









             y

          8

  
         


         4


         2

                                                          
         0                           4            6                                             x